Selasa, 03 Juli 2012

MEMBINA KELUARGA SAKINAH ...

MEMBINA KELUARGA SAKINAH CARA ROSULULLOH.


Mempunyai keluarga sakinah, bahagia, dan penuh berkah menjadi idaman setiap keluarga. Kenyataan membuktikan, tak sedikit keluarga yang hari demi harinya hanya perpindahan dari kecemasan, kegelisahan, dan penderitaan. Berikut tuntunan Rosululloh dalam membina keluarga sakinah.

Ternyata keluarga sakinah itu tak sekedar membutuhkan cinta dan harapan. Tapi juga butuh kesungguhan. Perlu mengarahkan segala kemampuan untuk mewujudkannya. Butuh kerja keras dan kemauan yang kuat untuk mewujudkannya.

Alloh berfirman dalam Q.S. Ar-Rum (30) ayat 21 yang artinya “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. Supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir “.

RAJIN SUJUD.

Dari pengertian ayat tersebut, bagaimana konsep Rosululloh membina keluarga beliau sehingga menjadi keluarga yang sakinah? Ingin sukses di masyarakat tentu diukur bagaimana kesuksesan membina rumah tangganya. Begitupun Rosululloh. Beliau mampu menjadikan rumah dan keluarganya sebagai surga. Caranya, beliau menjadikannya sebagai sentral ibadah. Disana Rosululloh mendidik isteri dan ank beliau sebagai hamba yang ahli sujud dan ahli zikir.

Balasan sebagai ahli ibadah adalah surga, keluarga ibadah akan menikmati keutuhan keluarganya saat berada di surga kelak. Alloh telah berfirman dalam Q.S. Thaha (20) ayat 132 yang artinya “ Perintahkan keluargamu untuk melaksanakan sholat dan bersabarlah dalam menegakkannya “.

AJARI ILMU.

Pendidikan yang pertama bagi anak dan anggota keluarga adalah dalam keluarga. Untuk itu pastikan agar keluarga merupakan ruang untuk berbagi ilmu, begitupun Rosululoh. Anggota keluarga akan merasa nyaman jika bisa menimba ilmu dalam lingkungannya. Selain itu, jangan lupa sungguh-sungguh untuk mencari ilmu. Baik ilmu tentang hidup di dunia maupun ilmu akhirat. Bekali anak-anak sedari kecil dengan ilmu dan jadilah orang tua yang senantiasa menjadi sumber ilmu bagi anak-anaknya.

Rosululloh berpesan dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Malik Ibnul Huwairits. Ia mengabarkan “ Kami mendatangi Rosululloh saat kami adalahanak-anak muda yang sebaya. Lalu kami tinggal bersama beliau di kota Madinah selama sepuluh malam. Kami mendapati beliau adalah seorang yang penyayang lagi lembut. Saat sepuluh malam hamper berlalu beliau menduga kami telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah dengan mereka. Beliau pun bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang mereka pun meluncur dari lisan kami. Setelahnya beliau bersabda “ kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari mereka serta perintahkanlah mereka “ ( HR. Al Bukhari dan Muslim )

BERI NASEHAT.

Jadikan keluarga sebagai pusat nasehat. Tiap hari kita melakukan perbuatan salah yang kadang tidak disadari. Untuk itu kita butuh orang lain agar bisa memperbaiki kesalahan. Keluarga bahagia adalah keluarga yang saling menasehati, saling memperbaiki, serta saling mengoreksi dan mengingatkan. Apabila suatu keluarga saling menasehati, maka keluarga tersebut merupakan cermin bagi anggota keluarga yang lain. Sebab tidak ada koreksi yang paling aman selain koreksi dari keluarga.

Alloh berfirman dalam Q.S. Asy-Syu’aro (26) ayat 214 yang artinya “ Berilah peringatan kepada keluargamu yang paling dekat “.

BERI CONTOH.

Pastikan keluarga kita menjadi contoh bagi yang lain. Artinya masing-masing anggota keluarga saling berlomba-lomba dalam memunculkan kemuliaan di keluarga sehingga keluarga lainpun akan berusaha mencontoh.

Sebab Alloh berfirman dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya “ Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “.

DOA agar keluarga taat beribadah.

rabbij’alni muqimas shalati wa min dzurriyati rabbana wa taqobbal du’a-i. rabbanaghfirli wa liwalidyya wa lil mukminina yauma yaqumul hisab”.

Artinya “ Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’a kami, Ya Tuhan kami, berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat) “ (Q.S. Ibrahim (14) : 40-41).

Doa ini dibaca Nabi Ibrahim agar anak cucunya rajin sholat dan ibadah kepada Alloh SWT.
     

Menyedikitkan Makanan ......


MENYEDIKITKAN MAKANAN

Alloh SWT telah berfirman dalam sebuah hadis qudsi yang artinya          tidak ada perlindungan yang lebih kuat bagi hambaku kecuali menyedikitkan makanan “.

Alloh SWT memberitahu kita melalui Nabi Muhammad SAW tentang perlunya membatasi makanan. Orang tidak akan dapat menjaga atau melindungi diri dari kelemahan dan kelumpuhan serta berbagai penyakit tanpa menyedikitkan makanan. Membatasi makanan dapat memberikan waktu istirahat bagi tubuh dan akal serta memelihara keduanya dari bahaya penyakit.

Didalam Al Qur’an Alloh SWT menerangkan bagaimana cara berhemat dan tidak melampaui batas dalam hal makanan dan minuman, seperti tercantum dalam surat Al A’raf ayat 31 yang artinya “ makan dan minumlah ( tetapi ) jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh SWT tidak menyukai orang-orang yang suka berlebih-lebihan.”

Petunjuk Nabi Muhammad SAW menuntun kita agar jangan terlalu banyak makan dan minum. Diterangkan bahwa wadah yang paling buruk diisi adalah perut, dan bahwa berlaku sedang dan tidak berlebih-lebihan ialah mengisi perutnya sepertiga saja dengan makanan, sepertiga lagi dengan minuman, sedang sepertiganya lagi untuk nafasnya.

Orang mukmin makan untuk satu perut, sedangkan orang kafir makan untuk tujuh perut. Semestinya orang mukmin makan hanya sedikit, apabila tidak ingin dinamakan orang kafir.

Tentang orang yang suka makanan berlebihan, Alloh SWT menggambarkan seperti cara makan hewan. Mereka berlebih-lebihan sampai sekenyang-kenyangnya, tidak beraturan asal mata terjaga perutnyalah yang dipikirkannya. Berbagai bentuk makanan dimasukkan kedalam perutnya, entah yang halal maupun haram. Sebagaimana Alloh SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 12, yang artinya “ mereka makan laksana hewan makan dan api nerakalah tempat kediaman mereka “.

Rasululloh SAW pernah bersabda, yang artinya adalah sebagai berikut :
  1. Perut itu adalah sumber penyakit dan berpantang itu adalah obatnya.
  2. Kaum muslimin adalah satu kaum yang bila telah merasa lapar barulah makan dan apabila makan maka tidak terlalu kenyang.

Pesan – pesan Al-Qur’an mengenai makanan.

Alloh SWT memerintahkan agar manusia memakan makanan yang sifatnya HALAL dan THAYYIB. Sesuatu yang halal adalah yang terlepas dari ikatan bahaya duniawi dan ukhrowi. Kata THAYYIB dari segi bahasa berarti lezat, baik, sehat, menentramkan dan yang paling utama. Kita dapat berkata bahwa kata THAYYIB dalam makanan adalah makanan yang sehat, proporsional, dan aman serta tentunya yang paling utama adalah halal.

Makanan sehat.

Makanan sehat adalah makanan yang memiliki zat gizi yang cukup dan seimbang. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an disebutkan sekian banyak jenis makanan yang sekaligus dianjurkan untuk dimakan, seperti misalnya padi-padian, pangan hewani, ikan, buha-buahan, lemak, madu, dan lain-lain. Penyebutan aneka jenis makanan ini, menuntut kearifan kita dalam memilih dan mengatur keseimbangannya.

Proporsional.       

Proporsional dalam arti sesuai dengan kebutuhan pemakanan, tidak berlebih, dan tidak kurang. Karena itulah Al-Qur’an menuntut para ibu agar menyusui anaknya dengan ASI   ( air susu ibu ) serta menetapkan masa penyusuan yang ideal.

A m a n.

Tuntunan perlunya makanan yang aman, antara lain dipahami dari firman Alloh SWT dalam surat Al Maidah ayat 88, yang menyatakan “ Dan makanlah dari apa yang direzekikan Alloh kepada kamu yang halal dan baik, dan bertaqwalah kepada Alloh yang kamu percaya kepada-Nya.

Dirangkaikan antara perintah makan dan taqwa, menuntun dan menuntut agar manusia selalu memperhatikan sisi taqwa yang intinya adalah menjalankan semua yang diperintahkan oleh Alloh SWT dan berusaha menghindari dari segala perbuatan yang mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa aman, baik di dunia ini maupun di akhirat. Oleh karena itu memakan sesuatu makanan hendaknya yang sedap serta berakibat baik bagi kesehatan tubuh.

Demikian, sedikit petunjuk Al Qur’an tentang makanan. Kita dapat menyimpulkan bahwa Al Qur’an memerintahkan kita untuk makan makanan yang halal dan thayyib serta yang lezat dan baik akibatnya.

Semoga Alloh menjadikan kita umat yang sederhana, terhindar dari sifat tama’ dan rakus. Amiien.

Sumber : hadis qudsi – tafsir mauduk