Rabu, 12 Februari 2014

DUA PILIHAN



DUA PILIHAN

Hidup adalah pilihan. Semua hal yang telah dipilih akan menentukan kedudukan seseorang di kehidupan nanti.

Alloh Swt menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Untuk menjalankan tugas mulia ini, tentu saja manusia perlu petunjuk jalan agar tidak menyimpang dari jalur kebenaran. Sebagai Sang Maha Pencipta, Alloh swt telah memberikan dua pilihan seperti tercantum dalam Al quran surat Al-Balad ayat 10 yang artinya “ Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” Selanjutnya dalam surat Asy-Syams ayat 8 Alloh swt menjelaskan dua jalan tersebut, “ Maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan.”
Petunjuk jalan tersebut hendaknya disyukuri sebagai nikmat Alloh swt karena tanpanya manusia akan tersesat dan semakin jauh dari rahmat Alloh swt. Hal ini sesuai dengan firman Alloh swt yang artinya “ Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir, “ (QS. Al-Insan : 3). Dalam hal ini, Alloh swt memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih salah satu dari dua pilihan tersebut. “Dan katakanlah : kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu ; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaknya ia beriman ; dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir …. “ (QS. Al-Kahfi : 29).

Jalan kebenaran.
Imam Hasan Al-Banna pernah menyampaikan nasihat kepada muridnya bahwa jalan menuju surga itu akan selalu dihiasi dengan sesuatu yang kebanyakan manusia tidak menyukainya. Jalan kebenaran hanya akan dipilih oleh orang-orang yang ingin membersihkan diri dari segala dosa yang mengotori hati. Dengan melalui jalan itulah, seseorang akan mampu meraih  takwa. Mereka termasuk golongan orang-orang yang beruntung (QS. Al-Insan : 9), itulah bukti karunia Alloh swt kepada siapa saja yang dikehendaki (QS. Al-Jumu’ah : 4).
Ketika manusia memilih jalan ini, hal utama yang harus dilakukan adalah bersyukur. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Alloh hanya memberi petunjuk kepada hamba-Nya yang mau menerima bimbingan dan arahan dari-Nya. Tidak semua orang diberi kekuatan untuk tetap berada dijalan kebenaran. Buktinya, akan selalu ada orang yang memilih berkubang di lembah dosa sementara kesempatan untuk bisa membersihkan diri sangat terbuka.
Berikutnya kita akan memerlukan bekal kesabaran yang berlebih karena Alloh akan selalu menguji siapa saja yang menyatakan keimanan pada-Nya. Musuh utama manusia, setan, akan senantiasa menggoda manusia agar selalu bergabung dalam golongan orang-orang yang mendurhakai perintah Alloh.
Orang yang berada di jalan kebenaran akan selalu berusaha menjaga dirinya dari perbuatan dosa yang bisa mendatangkan kemurkaan Alloh kepadanya. Manakala ia lalai dan terjerumus dalam kenistaan, ia kan segera bertaubat memohon ampunan dari Alloh swt. Sebanyak apapun dosa kita, ampunan dan rahmat Alloh swt jauh lebih besar.
Dalam berhubungan dengan manusia, mereka berusaha untuk senantiasa jujur dalam perkataan dan perbuatan. Bukankah segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban kelak diakhirat? Sikap jujur ini akan melahirkan kepercayaan orang-orang disekitar kita. Mereka bersikap lemah lembut kepada saudara seiman dan bersikap keras kepada musuh islam. Ketika harus memutuskan sesuatu, ia akan berusaha mengambil sikap bijaksana, adil, dan hanya memihak pada kebenaran. Kepada semua orang, terutama dari golongan fakir miskin, anak yaitm, orang terlantar, ia akan senantiasa menunjukkan sifat yang santun dan lemah lembut. Ia akan menjauhi segala bentuk tindakan yang merugikan orang lain, apalagi menindas dan menyengsarakan umat manusia.
Manakala seseorang mampu memenuhi beberapa persyaratan tersebut, niscaya ia akan memperoleh balasan dari Alloh swt berupa kejayaan dan kesuksesan.

Jalan kesalahan.
Dalam Al Quran surat Al-Insan ayat 10 Alloh swt berfirman, yang artinya “ Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya.” Dari ayat tersebut Alloh swt mengingatkan kita agar tidak terjerumus dalam jalan kesalahan yang akan mengotori kesucian hati kita. Tatkala kita melakukan satu kesalahan maka akan tampak noda hitam dalam hati kita. Jika kesalahan itu berulang-ulang, yang terjadi adalah hati akan menjadi hitam bahkan mengeras. Kondisi hati yang demikian akan menyulitkan masuknya cahaya hidayah Alloh. Sama saja bagi orang lain yang ingin mengingatkan karena Alloh telah menutup mata hatinya dari hidayah.
Ada beberapa sikap yang perlu kita waspadai agar tidak salah melangkah. Diantaranya adalah suka memperturutkan sifat tergesa-gesa. Alloh berpesan kepada kita, “Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa,” (QS. Al-Isra : 11). Sifat tergesa-gesa atau terburu-buru berasal dari bisikan setan. Sifat seperti ini hanya akan menyebabkan seseorang tak lagi bisa berfikir jernih sehingga ia akan mudah terkena bujuk rayu setan. Sifat ini berbeda dengan cekatan. Bertindak memerluka pemikiran yang matang terlebih dahulu, baru kemudian ia segera menyelesaikan urusan tersebut.
Sikap lain yang perlu kita hindari adalah mudah berkeluh kesah dengan semua pemberian Alloh swt yang tidak sesuai dengan keinginannya (QS. Al-Maarij : 19-20). Sering berkeluh kesah hanya akan menambah beban kehidupan semakin berat dirasakan. Lebih bermanfaat seandainya kita memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi daripada sekedar mengeluh dan mengeluh. Orang lain juga akan jenuh bila terus menerus mendengar keluhan saudaranya.
Orang yang memilih jalan kesalahan akan enggan melakukan kebaikan, misalnya tidak mau memberikan sebagian hartanya untuk orang lain (QS.Al-Isra : 100). Ia juga akan mengingkari semua nikmat Alloh swt bahkan tidak mau mensyukurinya sama sekali. Disetiap kesempatan ia akan berusaha menunjukkan bahwa pendapatnya yang benar. Hobinya berdebat (QS. Al-Kahfi : 54) dan suka sekali membantah perintah Tuhan-Nya (QS. Al-Adiyat : 6). Kepada orang lain, mudah sekali ia ringan tangan, berbuat zalim dan suka menganiaya yang lemah (QS. Ibrahim : 34).
Bagi siapa saja yang melewati jalan ini, Alloh swt akan memberikan kegagalan dan merugi, tidak saja di dunia bahkan di akhirat. Firman Alloh swt surat Al-Ashr ayat 1 – 3 menyiratkan sifat orang yang terhindar dari kerugian yaitu orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, saling menasehati dalam menta’ati kebenaran dan menetapi kesabaran.
Semoga kita diberi petunjuk Alloh untuk senantiasa menapak di jalan kebenaran dan terhindar dari jalan kesalahan yang akan menyengsarakan kehidupan kita. Amiien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar