Selasa, 26 Juli 2016

PROFIL RAJA BELAMBANGAN KE-3

PROFIL PANGERAN PATI I MAS MACANAPURA

(Raja Blambangan ke-3 di Banyuwangi yang 'ternyata' keturunan Mataram)

Nama: Mas Macanapura
Gelar: Pangeran Pati I
Masa Jabatan: 1691-1697
Nama Ayah: Sultan Agung Hanyokrokusumo (Sultan Mataram ke-4)
Nama Ibu: Dewi Sumekar
Nama Kakek: Arya Blatter
Ayah Tiri: Sri Susuhunan Prabu Tawangalun II
Sekilas cerita:
Sultan Agung Mataram memiliki istri selir bernama Dewi Sumekar yg berasal dari Blatter di timur Puger (Jember). Dia telah lama berambisi menaklukkan seluruh Jawa namun kesulitan menaklukkan Blambangan dan Sumedang. Hingga ketika Sultan akan meninggal, dia punya ide untuk menyerahkan selirnya yg tengah hamil muda itu diberikan kepada Raden Mas Kembar, putera mahkota Kerajaan Blambangan-Kedhawung (Umbulsari Jember).
Ketika Mas Kembar baru naik tahta bergelar Tawangalun II, terjadi pemberontakan adiknya sendiri yaitu Mas Wilabrata sehingga dia mengungsi ke Bayu (Songgon, Banyuwangi), selanjutnya mendirikan kota Macanputih. Disana anak selir itu kemudian dinamai Mas Macanapura (anak dari kota Macan).
Tahun selanjutnya lahirlah anak pertama Mas Kembar dengan Dewi Sumekar yg dinamai Mas Sasranegara. Dia ditetapkan sebagai PUTERA MAHKOTA. Persaingan terjadi antara Mas Macanapura (Putera Tertua) melawan Mas Sasranegara (Putera Pertama). Putera Tertua mencari dukungan ke Mataram, Madura, dan Kompeni, sedangkan Putera Pertama mencari dukungan ke Klungkung, Buleleng, dan Mengwi.
Sunan Amangkurat II dari Mataram mengutus Ngabehi Sutanaga (sahabat Untung Suropati, Tumenggung Pasuruan) untuk membunuh Mas Sasranegara dg menggunakan sumpit milik Buyut Wongsokaryo (guru Mas Sasranegara sendiri). Mas Sasranegara tewas, Buyut Wongsokaryo dituduh sebagai pelakunya.
Selanjutnya Mas Macanapura naik tahta bergelar Pangeran Pati I yang berkuasa selama tujuh tahun dari tahun 1691-1697. Sejak itulah Blambangan yang bertahun2 ingin ditaklukkan Mataram dg peperangan akhirnya takluk dg cara "penyusupan". Kerjasama Blambangan yang semula dengan raja-raja Bali berubah memihak Mataram dan Kompeni sehingga raja-raja Bali memusuhi Blambangan dan ingin menaklukkannya.
Untung Suropati merasa dihianati oleh Mataram dan segera mendeklarasikan Kerajaan Pasuruan Merdeka dan terlepas dari Mataram. Dia membawa putera-puteri mendiang Pangeran Dapati Rayi Mas Sasranegara ke Pasuruan dan dinikahkan dengan anak2 Untung Suropati sendiri. Mataram bekerjasama dengan VOC untuk melawan Untung Suropati.
Tahun 1692, Jan Francen dari VOC datang ke Blambangan untuk meminta bantuan dalam menggempur Untung Suropati. Saat sibuk melawan Untung Suropati, Raden Mas Purba putera mendiang Prabu Sasranegara bekerjasama dengan Gusti Ngurah Panji Kartanegara (bangsawan Buleleng-Bali), ikatan ini memberinya tambahan kekuatan selain dari Pasuruan, apalagi setelah dia menikahi anak Gusti Ngurah Panji Kertanegara.
Tahun 1697, Mas Purba yang didukung seluruh keluarga kerajaan Blambangan Macan Putih karena Pangeran Pati I Mas Macanapura dianggap bukan keturunan asli Tawangalun II membalaskan dendam ayahnya dengan menggulingkan kekuasaan Pangeran Pati I Mas Macanapura. Kudeta ini dibantu penuh oleh Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Pasuruan.
Pangeran Pati I Mas Macanapura melarikan diri bersama keponakannya, Mas Ayu Surabaya, melalui Garahan-Sentong/Bondowoso-Besuki-Banger/Probolinggo. Di Banger dia berjumpa Mas Kertanagara (anak ketiga Sri Susuhunan Prabu Tawangalun II, yang berada di pihaknya). Kemudian Pangeran Pati I Mas Macanapura dan Pangeran Kertanagara mencari suaka pada keponakanya, Amangkurat II di Kartasura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar